Penampilan Vitinha melawan Tottenham di Liga Champions menjadi salah satu momen paling mengejutkan musim ini. Dibawah ini akan ada penjelasan tentang berita bola menarik lainnya di FOOTBALL REVIEW.
Gelandang asal Portugal itu mencetak hat-trick dalam kemenangan 5-3 yang penuh drama, sebuah pencapaian langka bagi pemain lini tengah. Aksinya langsung mencuri perhatian, bukan hanya fans, tetapi juga para legenda sepak bola Eropa.
Blaise Matuidi, mantan bintang PSG dan juara dunia 2018, tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Menurutnya, apa yang dilakukan Vitinha “hampir unik”, mengingat sedikit sekali gelandang yang mampu mencetak tiga gol dalam satu laga besar. Matuidi menilai performa itu menunjukkan betapa lengkap dan matangnya permainan Vitinha saat ini.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
Ketiga gol Vitinha termasuk penalti di menit ke-76 menjadi bukti perkembangan pesatnya dalam urusan penyelesaian akhir. Lebih dari sekadar gelandang kreatif, Vitinha kini tampil sebagai pemain yang mampu mengubah jalannya pertandingan seorang diri.
Naiknya Status: Dari Pemain Penting Menjadi yang Terbaik
Setelah penampilan fenomenalnya, Matuidi melangkah lebih jauh dengan menyebut Vitinha sebagai gelandang terbaik dunia saat ini. Ia menyoroti kecerdasan bermain sang pemain, kemampuan membaca situasi dengan cepat, hingga akurasi umpannya yang terus meningkat dari musim ke musim.
Vitinha dinilai memiliki kualitas lengkap mobilitas tinggi, teknik matang, dan kemampuan mengambil keputusan secara tepat. Menurut Matuidi, perbedaan mobilitas antara Vitinha dan Thiago Motta justru menjadi nilai tambah, karena Vitinha bisa menyesuaikan ritme permainan sambil terus bergerak agresif ke depan.
Permainan Vitinha yang selalu efektif menjadikannya tumpuan PSG di setiap laga besar. Keberaniannya maju mendekati kotak penalti juga menjadi salah satu faktor yang meningkatkan kontribusi golnya musim ini.
Baca Juga: Tom Heaton Perjuangan Tanpa Henti di Manchester United
Tanpa Batas: Mimpi Ballon d’Or Mulai Menghampiri
Di usia 25 tahun, Vitinha dianggap belum mencapai puncak performanya. Matuidi percaya bahwa gelandang asal Portugal ini memiliki potensi untuk mengikuti jejak Luka Modric—memenangi Ballon d’Or dari posisi gelandang. Menurutnya, kualitas Vitinha sudah berada pada level elite dunia.
Matuidi menekankan bahwa perjalanan menuju Ballon d’Or bagi seorang gelandang sangat bergantung pada performa tim. Namun melihat konsistensi Vitinha, ia yakin hal itu bukan sesuatu yang mustahil. Kepribadian Vitinha yang rendah hati juga membuatnya semakin disukai banyak pihak.
Ketenangan di luar lapangan berbanding terbalik dengan dominasi yang ia tunjukkan di lapangan. Tanpa banyak bicara, permainannya sudah cukup menjadi “suara” yang keras, menjadikannya salah satu pemain paling berpengaruh di sepak bola Eropa saat ini.
PSG Terbang Tinggi dan Vitinha Jadi Penggeraknya
Kemenangan PSG atas Tottenham menempatkan mereka di posisi kuat untuk lolos ke fase gugur Liga Champions. Dengan 12 poin dari lima laga, mereka hanya terpaut tiga poin dari Arsenal, dan kini berada dalam kondisi yang sangat meyakinkan menjelang tiga pertandingan sisa babak grup.
Gol-gol tambahan dari Fabian Ruiz dan Willian Pacho semakin melengkapi performa positif PSG. Meski Lucas Hernandez mendapat kartu merah, ketangguhan Vitinha membuat tim tetap berada di jalur kemenangan. Situasi ini membuat PSG optimis menghadapi laga-laga penting berikutnya.
Akhir pekan nanti, PSG akan menghadapi Monaco, laga krusial yang bisa kembali menjadi panggung bagi Vitinha untuk menunjukkan kualitasnya. Jika performanya terus seperti ini, bukan tidak mungkin namanya masuk daftar kandidat Ballon d’Or dalam waktu dekat. Manfaatkan waktu luang Anda untuk mengeksplor berita bola menarik lainnya di footballreview.net.