Piala Asia U-17 2025 menghadirkan regulasi unik yang membedakannya dari banyak turnamen sepak bola lainnya, yakni tidak adanya babak extra time pada fase knock out seperti babak 8 besar, semifinal, dan final.
Aturan ini menjadikan setiap pertandingan di fase gugur semakin menegangkan karena jika skor imbang setelah 90 menit. Pertandingan akan langsung dilanjutkan dengan adu penalti untuk menentukan pemenang. Berikut ini, kami akan memberikan informasi menarik dari dunia olahraga sepak bola internasional dan tentunya telah kami rangkum di FOOTBALL REVIEW.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Tanpa Extra Time: Menyingkat Drama, Mempercepat Keputusan
Babak 8 besar Piala Asia U-17 2025 menghadirkan sebuah regulasi yang berbeda dari turnamen sepak bola pada umumnya. Yaitu tidak adanya babak extra time ketika pertandingan berakhir imbang setelah 90 menit waktu normal. Kebijakan ini diambil untuk menyingkat durasi pertandingan dan mempercepat penentuan pemenang. Sehingga atmosfer kompetisi tetap intens tanpa menambah beban fisik para pemain yang masih berusia muda.
Dengan langsung menuju ke adu penalti, turnamen ini menghadirkan ketegangan yang lebih singkat namun sangat mempengaruhi hasil pertandingan. Regulasi tanpa extra time diberlakukan mulai dari babak perempat final, semifinal, hingga partai final. Hal ini tertulis jelas dalam pedoman resmi AFC yang mengatur sistem kompetisi dan jadwal pertandingan Piala Asia U-17 2025.
Keputusan ini dibuat berdasarkan pertimbangan kesehatan dan keselamatan para pemain yang berada dalam tahap perkembangan fisik dan mental. Dengan demikian, menghilangkan babak extra time membantu mengurangi risiko cedera dan kelelahan berlebihan yang berpotensi berdampak negatif bagi perkembangan atlet muda tersebut.
Prosedur Adu Penalti Tanpa Perpanjangan Waktu
Dalam babak 8 besar Piala Asia U-17 2025, prosedur adu penalti menjadi mekanisme penting untuk menentukan pemenang ketika pertandingan berakhir imbang setelah 90 menit waktu normal. Karena tidak ada babak extra time, pertandingan langsung dilanjutkan ke adu penalti tanpa adanya tambahan waktu.
Hal ini membuat adu penalti menjadi momen krusial yang menuntut konsentrasi dan persiapan matang dari para pemain serta pelatih. Pelaksanaan adu penalti mengikuti regulasi resmi AFC yang mensyaratkan setiap tim menyiapkan lima eksekutor utama.
Dalam prosedur ini, kedua tim secara bergantian menendang bola dari titik penalti ke gawang lawan dengan tujuan mencetak gol. Jika setelah lima tendangan skor masih sama, maka adu penalti dilanjutkan dengan metode sudden death. Dimana setiap kesalahan dapat langsung menentukan pemenang pertandingan. Dengan regulasi ini, aspek fisik dan mental pemain benar-benar diuji dalam situasi tekanan tinggi.
Baca Juga: Apakah Nova Arianto Tetap Layak? Evaluasi Usai Piala Asia U-17 2025
Reaksi dan Pandangan dari Media dan Pihak Luar
Media luar negeri, khususnya media Vietnam, memberikan pandangan yang cukup kritis terhadap regulasi Piala Asia U-17 2025 yang tidak memperbolehkan adanya babak extra time dan langsung berlanjut ke adu penalti saat pertandingan imbang setelah 90 menit. Media Vietnam, seperti Thethao247.vn, menilai aturan tersebut agak aneh karena tidak lazim dibandingkan dengan turnamen internasional lainnya yang biasanya menambahkan babak perpanjangan waktu sebelum adu penalti.
Mereka menganggap kebijakan ini memaksa tim untuk segera mempersiapkan latihan tendangan penalti sejak awal turnamen sehingga risiko harus menghadapi adu penalti menjadi hal yang sangat mungkin terjadi. Di sisi lain, pihak penyelenggara AFC tetap mempertahankan keputusan tersebut dengan alasan utama melindungi keselamatan dan kondisi fisik pemain usia muda yang masih berkembang.
Regulasi tanpa extra time ini dirancang untuk menghindari kelelahan fisik yang berlebihan dan risiko cedera pada pemain usia belia. Sekaligus menjaga intensitas pertandingan tetap tinggi dan durasi turnamen lebih teratur. Hal ini dipandang sebagai bentuk adaptasi yang tepat mengingat karakteristik pemain U-17 serta efisiensi penyelenggaraan turnamen.