Zinedine Zidane dapat tawaran melatih klub Manchester United dan Juventus, terus menjadi topik perbincangan dalam dunia olahraga sepak bola.
Setelah meninggalkan posisinya sebagai pelatih Real Madrid pada tahun 2021, ia menjadi incaran banyak klub besar seperti Manchester United, Juventus, dan Paris Saint-Germain. Meskipun demikian, Zidane telah dengan tegas menolak setiap tawaran yang datang, dengan jawaban yang konsisten, Tidak, terima kasih. Sikap ini menunjukkan prinsip dan visinya dalam memilih proyek kepelatihan.
Keputusan Zidane untuk menolak tawaran dari klub-klub besar ini banyak dipengaruhi oleh loyalitasnya terhadap klub yang telah mengangkat kariernya, terutama Real Madrid. Sebagai pelatih yang sukses, di mana ia meraih 11 trofi, termasuk tiga gelar Liga Champions berturut-turut, Zidane memiliki standar tinggi mengenai tim yang ingin ia latih. Selain itu, ia secara terbuka mengekspresikan keinginannya untuk menunggu posisi sebagai pelatih Tim Nasional Prancis.
Saat ini masih dipegang oleh Didier Deschamps, yang terikat kontrak hingga Piala Dunia 2026. Berikut ini, kami akan memberikan informasi menarik seputar sepak bola yang telah kami rangkum di FOOTBALL REVIEW.
Latar Belakang Zinedine Zidane
Zinedine Zidane, lahir pada 23 Juni 1972 di Marseille, Prancis, dikenal sebagai salah satu pemain dan pelatih sepak bola terhebat sepanjang masa. Ia memulai karier sepak bolanya di klub lokal, AS Cannes, sebelum meraih kesuksesan di klub-klub besar Eropa seperti Bordeaux, Juventus, dan Real Madrid. Zidane dikenal sebagai playmaker yang berbakat, dengan kemampuan luar biasa dalam mengatur permainan yang membuatnya mendapatkan penghargaan Ballon d’Or pada tahun 1998.
Keberhasilan Zidane sebagai pemain puncak dicapai ketika ia membantu Prancis meraih kemenangan di Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, menorehkan namanya sebagai legenda di tanah kelahirannya. Setelah pensiun sebagai pemain, Zidane bertransition ke dunia kepelatihan. Memulai kariernya di Real Madrid Castilla sebelum menjadi pelatih utama Real Madrid.
Di bawah kepemimpinannya, Madrid meraih kesuksesan yang luar biasa, termasuk tiga gelar Liga Champions berturut-turut dari 2016 hingga 2018. Keberhasilan ini menjadikannya sebagai salah satu pelatih yang paling diakui dalam sejarah sepak bola. Dengan kemampuan untuk memimpin tim dalam memenangi gelar di level tertinggi. Zidane dikenal karena pendekatan tenang dan strategisnya, serta kemampuannya untuk mengeluarkan performa terbaik dari pemainnya.
Setelah meninggalkan Real Madrid pada tahun 2021, Zidane menjadi sorotan klub-klub top Eropa yang tertarik untuk merekrutnya sebagai pelatih. Meskipun menerima tawaran dari Manchester United, Juventus, dan Paris Saint-Germain, Zidane telah secara konsisten menolak semuanya dengan respons tegas, Tidak, terima kasih.
Sikapnya ini mencerminkan integritas dan komitmennya pada nilai-nilai yang dipegangnya. Serta keinginannya untuk menunggu kesempatan yang tepat di masa depan. Baik itu melatih Tim Nasional Prancis atau kembali ke Real Madrid pada saat yang tepat. Keputusan ini menunjukkan bahwa bagi Zidane, keberhasilan dalam karier kepelatihan lebih dari sekedar kesepakatan finansial, tetapi juga sebuah panggilan yang harus dipertimbangkan secara matang.
Baca Juga: Pep Guardiola: Man City Harus Maksimalkan Potensi Erling Haaland
Tawaran Melatih yang Diterima Zidane
Setelah meninggalkan jabatannya sebagai pelatih Real Madrid pada tahun 2021. Zinedine Zidane segera menjadi incaran sejumlah klub sepak bola besar Eropa yang mencari manajer baru. Di antara klub-klub yang disebut-sebut telah mengajukan tawaran kepadanya adalah Manchester United, Juventus, Paris Saint-Germain, dan Bayern Munchen. Ketertarikan ini mencerminkan reputasi Zidane sebagai salah satu pelatih dengan pencapaian tertinggi di dunia.
Dimana dia berhasil meraih 11 trofi selama masa jabatannya di Madrid, termasuk tiga trofi Liga Champions secara beruntun. Meskipun banyak tawaran menarik yang datang dari klub-klub tersebut, Zidane tetap teguh dengan pilihannya untuk menolak semua pinangan itu. Media melaporkan bahwa ketika ditawari posisi manajer, Zidane seringkali memberikan jawabannya yang sama, yaitu Tidak, terima kasih.
Penolakan ini menunjukkan bahwa Zidane memiliki prinsip tertentu dalam memilih klub serta proyek yang ingin dia jalani. Bahwa dia tidak sembarangan dalam mengambil keputusan mengenai masa depannya di dunia kepelatihan. Selain itu, dalam wawancara sebelumnya, Zidane menegaskan bahwa dia lebih memilih untuk menunggu peluang yang sesuai dengan visi dan misinya.
Baik itu kembali ke Real Madrid atau melatih Tim Nasional Prancis. Dengan adanya kontrak Didier Deschamps yang masih berlaku hingga Piala Dunia 2026. Zidane mengetahui bahwa dirinya harus bersabar untuk mendapatkan posisi tersebut. Pilihan strategis ini menandakan bahwa Zidane bukan hanya sekadar mengejar tawaran. Tetapi juga ingin memastikan bahwa proyek yang diambil sejalan dengan nilai-nilai yang diyakininya dan dapat memberikan tantangan yang berarti dalam karier kepelatihannya.
Alasan Penolakan dari Zidane
Zinedine Zidane, meskipun menerima tawaran melatih dari berbagai klub besar seperti Manchester United. Juventus, dan Paris Saint-Germain, telah secara konsisten menolak semua pinangan tersebut dengan jawaban yang tegas, Tidak, terima kasih. Salah satu alasan utama di balik penolakan ini adalah loyalitasnya terhadap Real Madrid. Klub yang telah membentuk kariernya sebagai pemain dan pelatih.
Zidane percaya bahwa hanya proyek yang benar-benar cocok dan menarik yang dapat mengubah posisinya. Saat ini, hanya Real Madrid dan Tim Nasional Prancis yang dianggapnya layak untuk dipertimbangkan lebih lanjut. Selain loyalitas, kendala bahasa juga menjadi faktor penting yang menganggu keputusan Zidane. Ia mengakui bahwa bahasa Inggrisnya tidak cukup fasih, yang bisa menjadi tantangan dalam melatih tim-tim di Inggris.
Zidane merasa bahwa komunikasi yang efektif antara pelatih dan pemain sangat krusial untuk mencapai kesuksesan. Ia tidak ingin pengalaman buruk akibat kendala bahasa memengaruhi kinerjanya di klub-klub seperti Manchester United. Penolakan ini mencerminkan komitmen Zidane untuk tidak mengambil jalan pintas dalam karier kepelatihannya.
Kemudian, Zidane juga dikenal memiliki visi jangka panjang yang jelas terkait karier kepelatihannya. Dia menginginkan pekerjaan yang akan memberinya tantangan yang berarti dan kesempatan untuk membangun kembali reputasi yang telah ia ciptakan di Real Madrid.
Dia lebih memilih menunggu tawaran yang sesuai dengan nilai-nilainya dan dapat memberikan makna lebih dalam dalam karir kepelatihannya. Alih-alih terjun langsung ke dalam proyek yang tidak dia yakini. Dengan keputusan untuk menolak tawaran, Zidane menunjukkan bahwa dia lebih menekankan kualitas dan kesesuaian atas kuantitas ketika berbicara tentang peluang karier di masa depan.
Kesimpulan
Dalam dunia sepak bola yang penuh dengan spekulasi dan tekanan, keputusan Zinedine Zidane untuk menolak tawaran dari klub-klub besar adalah langkah yang cermat dan penuh pertimbangan. Dengan fokusnya pada Real Madrid dan Tim Nasional Prancis serta nilai-nilai yang ia junjung. Zidane menunjukkan bahwa karir kepeljanya bukan sekedar tentang mencari tawaran terbaik.
Tetapi lebih pada membangun kembali hubungan dengan klub yang dicintainya dan menanti kesempatan yang lebih tepat. Penolakan Zidane ini menegaskan pentingnya loyalitas dan integritas dalam dunia olahraga, yang sering kali dilupakan dalam hiruk-pikuk transfer pemain dan pelatih.
Jika anda tertarik dengan informasi yang kami berikan mengenai olahraga Sepak Bola yang telah kami rekomendasikan khusus untuk kalian kunjungi.