Christian Pulisic Peragakan Kostum Tandang Baru AC Milan yang Sarat Makna Sejarah

Bagikan

AC Milan secara resmi meluncurkan kostum tandang baru untuk musim 2025-2026, dengan mengusung tema maskot setan kecil (“Diavoletto”) yang menjadi ikon klub sejak 125 tahun lalu. Yang menarik, desain kali ini menghadirkan kembali logo klasik Diavoletto yang terakhir kali digunakan pada awal 1980-an. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh .

Christian-Pulisic-Peragakan-Kostum-Tandang-Baru-AC-Milan-yang-Sarat-Makna-Sejarah

Keputusan ini menuai pro-kontra karena periode tersebut justru menjadi masa kelam Milan, ketika klub terdegradasi ke Serie B akibat skandal Totonero. Christian Pulisic, bintang timnas AS, ditunjuk sebagai model utama dalam peluncuran kostum ini. Dengan dominasi warna putih sebagai dasar, kostum tersebut hanya menampilkan aksen merah-hitam sederhana di bagian kerah dan ujung lengan. Meski terkesan minimalis, pemilihan logo vintage ini dimaksudkan sebagai penghormatan terhadap sejarah panjang klub.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Beberapa penggemar mempertanyakan alasan dibalik pengembalian logo yang terkait dengan masa sulit tersebut. Namun, manajemen Milan tampaknya ingin menegaskan bahwa setiap era—baik sukses maupun gagal—merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Rossoneri.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Desain Minimalis yang Kontroversial

Kostum tandang terbaru AC Milan ini mempertahankan warna putih klasik, tetapi dengan sentuhan desain yang jauh lebih sederhana dibanding musim sebelumnya. Pola dasar hanya menampilkan blok merah dan hitam sebagai pembatas, tanpa ornamentasi berlebihan. Sayangnya, banyak pengamat menilai desain ini terlalu polos dan kurang inovatif, terutama jika dibandingkan dengan kostum tandang musim 2023-2024 yang elegan dengan kerah polo.

Yang lebih mengundang kritik adalah kemiripannya dengan desain baju latihan Milan era awal 2000-an. Beberapa fans menyayangkan keputusan kreatif tim desainer, yang dianggap tidak mencerminkan perkembangan modern dalam dunia fashion sepak bola. “Ini terlihat seperti jersey training lama yang diberi logo baru,” komentar seorang penggemar di media sosial.

Meski demikian, keputusan untuk mempertahankan warna putih murni bisa jadi merupakan strategi branding untuk menonjolkan logo Diavoletto sebagai focal point. Apakah keputusan ini tepat? Jawabannya masih tergantung pada selera masing-masing penggemar.

Baca Juga: Diincar Klub Premier League, Federico Gatti Tegas: Juventus Adalah Mimpi Saya!

Pulisic Sebagai Wajah Baru Milan

Pulisic-Sebagai-Wajah-Baru-Milan

Peluncuran kostum ini semakin istimewa dengan kehadiran Christian Pulisic sebagai model utama. Pemain berusia 25 tahun ini terlihat percaya diri memamerkan kostum baru tersebut, lengkap dengan celana pendek dan kaos kaki “Baja Biru” yang menjadi ciri khas Milan. Posisinya sebagai bintang internasional diharapkan dapat meningkatkan daya tarik jersey ini di pasar global, terutama di Amerika Serikat.

Pulisic sendiri tampak bangga terlibat dalam momen penting klub. “Ini adalah kehormatan bisa mempresentasikan jersey baru yang penuh makna sejarah,” ujarnya. Keikutsertaannya dalam kampanye ini juga menegaskan perannya yang semakin sentral di skuad Milan, baik di dalam maupun luar lapangan.

Dengan popularitas Pulisic yang terus melambung, Milan jelas berharap jersey terbaru mereka bisa laris di pasaran. Namun, apakah desain yang diusung cukup menarik untuk mendorong penjualan? Itu masih menjadi pertanyaan besar.

Antara Nostalgia dan Kemajuan

Peluncuran kostum ini memperlihatkan dilema yang dihadapi Milan: antara menghormati tradisi dan berinovasi. Di satu sisi, kembalinya logo Diavoletto adalah bentuk apresiasi terhadap sejarah. Di sisi lain, desain yang terlalu sederhana dianggap kurang berani dalam mengejar tren terkini.

Beberapa penggemar berpendapat bahwa klub seharusnya bisa menyeimbangkan kedua aspek tersebut. “Mereka bisa mempertahankan unsur klasik tanpa harus membuat desain yang membosankan,” tulis seorang supporter. Kritik ini patut dipertimbangkan, mengingat pesaing seperti Inter Milan dan Juventus kerap menghadirkan jersey dengan konsep yang lebih segar.

Ke depan, tantangan bagi Milan adalah bagaimana mempertahankan identitas tradisional tanpa mengorbankan daya tarik komersial. Kostum tandang 2025-2026 ini mungkin bukan yang terbaik, tetapi setidaknya ia telah memicu diskusi tentang arah branding klub di masa depan. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik footballreview.net.