Peter Rufai, Kiper Legendaris Nigeria, Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun

Bagikan

Peter Rufai, mantan kapten timnas Nigeria (Super Eagles) dan kiper legendaris Piala Dunia, meninggal dunia pada usia 61 tahun. , akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.

Peter-Rufai,-Kiper-Legendaris-Nigeria,-Meninggal-Dunia-di-Usia-61-Tahun

Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Waidi Akanni, teman dekat sekaligus mantan rekan setimnya di timnas. Rufai dikabarkan telah sakit selama beberapa minggu sebelum menghembuskan napas terakhirnya di sebuah rumah sakit di Lagos pada Kamis dini hari.

tebak skor hadiah pulsa 100k  

Presiden Federasi Sepak Bola Nigeria (NFF), Ibrahim Gusau, menyatakan kesedihan mendalam atas kepergian Rufai. “Ini kehilangan besar bagi sepak bola Nigeria. Saya sempat menemuinya seminggu lalu dan kondisinya sudah terlihat lemah,” ungkap Gusau. Sementara itu, Sekretaris Jenderal NFF, Dr. Mohammed Sanusi, mengaku terkejut karena tidak banyak yang tahu bahwa Rufai sedang sakit.

Rufai merupakan sosok penting dalam sejarah sepak bola Nigeria. Debut internasionalnya pada Desember 1981 menjadi awal dari karier gemilang yang membawanya menjadi kiper utama Nigeria di Piala Dunia 1994 dan 1998.

AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!

aplikasi shotsgoal  

Kontribusi Besar untuk Super Eagles

Selama 17 tahun membela Nigeria, Rufai tampil dalam 65 pertandingan dan menjadi pilar utama di ketiga penampilan Super Eagles di Piala Afrika (1984, 1988, dan 1994). Salah satu momen terbaiknya terjadi di Piala Afrika 1994, ketika penyelamatannya dari tendangan penalti Armani Yao di semifinal melawan Pantai Gading membawa Nigeria ke final dan akhirnya meraih gelar juara.

Rufai juga tercatat sebagai kapten Nigeria di Piala Dunia 1994—turnamen perdana Super Eagles di ajang bergengsi tersebut. Di bawah kendalinya, Nigeria berhasil melaju ke babak 16 besar, prestasi yang diulanginya lagi di Piala Dunia 1998. Kemampuannya sebagai kiper yang tenang, lincah, dan flamboyan membuatnya dikenang sebagai salah satu yang terbaik di benua Afrika.

Selain itu, Rufai juga turut memperkuat Nigeria di Olimpiade 1980 dan 1988. Dedikasinya tidak hanya terbatas pada timnas, tetapi juga pada klub-klub yang pernah dibelanya di Eropa.

Baca Juga: Christian Pulisic Peragakan Kostum Tandang Baru AC Milan yang Sarat Makna Sejarah

Perjalanan Karier Klub yang Panjang

Perjalanan-Karier-Klub-yang-Panjang

Rufai memulai karier profesionalnya di Stationery Stores, klub Lagos yang membawanya hingga final Piala FA Nigeria 1980. Meski kalah, performanya mengantarkan Stores sebagai wakil Nigeria di Piala Winners Afrika 1981, menggantikan Bendel Insurance yang terkena sanksi CAF. Rufai menjadi pahlawan dengan menyelamatkan penalti di leg pertama final melawan Union Douala, meski akhirnya Stores kalah agregat.

Setelah itu, Rufai merambah Eropa dengan bermain untuk beberapa klub, termasuk Lokeren dan Beveren (Belgia), Go Ahead Eagles (Belanda), Farense (Portugal), serta Hércules dan Deportivo La Coruna (Spanyol). Kariernya yang berlangsung selama dua dekade membuktikan ketangguhannya sebagai kiper kelas dunia.

Pasca pensiun, Rufai aktif mengembangkan bakat muda dengan mendirikan akademi kiper di Nigeria dan Spanyol. Upayanya ini menjadi warisan berharga bagi perkembangan sepak bola di tanah airnya.

Duka Sepak Bola Nigeria dan Warisan Sang Legenda

Kepergian Rufai menambah daftar duka bagi sepak bola Nigeria, di mana ia menjadi pemain keenam dari skuad ikonik Piala Dunia 1994 yang telah meninggal. Sebelumnya, Nigeria telah kehilangan Uche Okafor, Thompson Oliha, Rashidi Yekini, Stephen Keshi, dan Wilfred Agbonavbare.

Rufai meninggalkan jejak yang tak terlupakan, baik sebagai pemain maupun pelatih. Nama besarnya tetap hidup lewat berbagai pencapaiannya, termasuk gelar Piala Afrika 1994 dan penampilan heroik di Piala Dunia.

Sepak bola Nigeria kehilangan salah satu putra terbaiknya, tetapi warisan Peter Rufai akan terus menginspirasi generasi mendatang. Selamat jalan, “Dodo Mayana”—kiper yang tak hanya hebat di bawah mistar gawang, tetapi juga pemimpin sejati di lapangan hijau. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik footballreview.net.